Saat ini, tren menjalankan usaha tak lagi melulu tentang memikirkan keuntungan pribadi. Sebab ada istilah social enterprise yang mungkin akan membuatmu tertarik untuk mengetahuinya. Memangnya, apa itu social enterprise?
Singkatnya, perusahaan sosial adalah ide bisnis yang menggabungkan antara konsep dasar berdagang mencari keuntungan dengan kewajiban membantu lingkungan sosial. Artinya, sebuah perusahaan atau badan usaha memanfaatkan hasil keuntungan sebesar-besarnya guna mendanai program sosial yang direncanakan.
Nah, pada artikel kali ini kita akan membahas 12 perusahaan sosial dari Indonesia. Mulai dari awal mula perjalanannya hingga dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Infografis daftar social enterprise di Indonesia. Oleh: Muhamad Iqbal/LindungiHutan
1. LindungiHutan: Perusahaan Sosial dengan Concern Hutan
LindungiHutan lahir sebagai platform penggalangan dana yang fokus pada penanaman dan membantu petani menjual bibit mereka untuk ditanam di sekitar area pesisir dengan harapan dapat mengurangi rob dan abrasi.
Ide kemunculan social enterprise ini berasal dari obrolan bersama petani lokal di utara Kota Semarang yang hidup dalam kondisi memprihatinkan akibat rob yang telah terjadi bertahun-tahun. Tak hanya berhenti di penggalangan dana atau soal rob dan banjir, LindungiHutan juga mengumpulkan orang- orang untuk bersama-sama menanam pohon dan memberi edukasi kepada mereka tentang pentingnya isu lingkungan.
Dengan mengangkat tagline “Bersama Menghijaukan Indonesia”, harapannya aksi penghijauan Indonesia makin meluas sehingga dapat memperbaiki kondisi hutan di seluruh Indonesia. Oleh sebab itu, melalui website LindungiHutan.com, kamu bisa berkontribusi, baik dengan cara berdonasi online pada kampanye yang tercantum di website, mengikuti kampanye di daerahmu, atau bahkan memulai kampanye alam milikmu sendiri.
2. Mapan: Berkomitmen Meningkatkan Akses, Derajat, dan Pendapat Masyarakat
PT Rekan Usaha Mikro Anda (RUMA) atau biasa disebut Mapan adalah perusahaan sosial yang berbasis komunitas digital dengan misi meningkatkan akses, derajat, dan pendapatan masyarakat Indonesia. Mapan didirikan pada tahun 2009, lalu mengawali perjalanannya dengan menjadi salah satu pionir agen layanan pulsa dan PPOB (payment point online bank) yang beroperasi di pulau Jawa dan Bali.
Pada tahun 2015, berawal dari ide sederhana dan niat tulus membantu keluarga di Indonesia, Mapan sukses meluncurkan Mapan Arisan sebagai terobosan baru guna memenuhi kebutuhan produk dasar rumah tangga lewat aplikasi digital. Alhasil, komunitas berhasil berkembang pesat. Jumlah anggota yang tadinya hanya sekitar 1.000 orang bertambah menjadi 3 juta anggota yang tergabung saat ini.
Layanan lain yang dimiliki oleh social enterprise ini yaitu Mapan Pulsa, Mapan Mart, dan Mapan Arisan. Bagi kamu yang ingin menikmati produk maupun layanan Mapan dapat mengunduh aplikasinya di Google Playstore.
Kini, total karyawan yang dimiliki Mapan berjumlah sekitar 1.500 orang dengan jumlah kantor cabang lebih dari 100 tersebar di Jawa dan Bali.
3. Gandeng Tangan: Jembatan antara Pemberi Modal dengan yang Membutuhkan Modal
Selanjutnya ada social enterprise yang fokus memfasilitasi kebutuhan finansial UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dalam mendapatkan pinjaman modal secara mudah berbasis peer-to-peer lending (P2P Lending). Gandeng Tangan berusaha menjembatani kepentingan antara kedua belah pihak, baik pemberi modal ataupun mereka yang membutuhkan modal.
Melalui tekad dan keinginan yang kuat, GandengTangan percaya jika setiap orang memiliki kesempatan terhadap akses permodalan. Bahkan pada tujuan yang lebih besar, harapannya mampu mewujudkan impian dalam mencapai kebebasan finansial.
GandengTangan mengawali perjalanannya pada tahun 2017 setelah mendapat dukungan pendanaan dari pimpinan JAC Recruitment Indonesia. Sepanjang tahun tersebut GandengTangan telah menyalurkan pendanaan kepada 116 usaha mikro sebesar 837 juta dengan 8.800 pendana.
Tahun 2021, GandengTangan berhasil mengantongi izin resmi OJK sebagai penyelenggara Layanan P2P Lending. Bahkan, secara kumulatif penyaluran pinjaman di tahun 2021 mencapai hingga 40.5 Miliar. Meningkat 10x lipat dibandingkan penyaluran pinjaman tahun 2020.
4. Greeneration Foundation: Social Enterprise yang Fokus terhadap Isu Pengelolaan Sampah
Berbasis di Bandung, Greeneration Foundation atau GF memiliki fokus isu pengelolaan sampah dengan memanfaatkan media kreatif dalam prinsip konsumsi dan produksi berkelanjutan.
Adapun goals yang dituju yaitu mewujudkan lingkungan harmonis lewat implementasi konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Maka dari itu, Greeneration Foundation berupaya selalu untuk merealisasikan tujuan tersebut melalui berbagai program dan kegiatan yang dijalankan.
Program-program tersebut antara lain seperti EcoRanger, BebasSampah ID, Jambore Indonesia Bersih dan Bebas Sampah (JIBBS) , Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) Citarum Repair, dan lain sebagainya. Beberapa program yang dijalankan turut menggandeng berbagai pihak, bahkan dengan skala global.
Perusahaan sosial yang berdiri sejak tahun 2014 ini juga menyediakan wadah bagi siapa pun yang ingin ikut berkontribusi mewujudkan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Kamu bisa menjadi Greeneration Buddies yang bertugas menjadi fundraiser untuk membantu membagikan nilai-nilai organisasi dan menggalang dukungan dalam bentuk donasi individual. Selain itu, kesempatan menjadi volunteer dan donator juga terbuka lebar.
5. Waste4Change: Mengajak Kita agar Lebih Sadar Mengenai Solusi Pengelolaan Sampah
Waste4Change didirikan oleh Mohamad Bijaksana Junerosano dengan nama PT Wasteforchange Alam Indonesia pada tahun 2014. Social enterprise ini tercetus dari hasil diskusi antara PT Greeneration Indonesia dan Ecobali (PT Bumi Lestari Bali) untuk membentuk perusahaan pengelolaan sampah.
Waste4change berkomitmen dalam menyediakan solusi pengelolaan sampah yang bertanggung jawab melalui berbagai layanan yang dimiliki baik individu, mitra, maupun perusahaan. Layanan tersebut mulai dari program sosialisasi dan edukasi, menyediakan jasa konsultasi, penyediaan fasilitas kepada klien, hingga pada tahap pemrosesan sampah untuk menjadi material daur ulang.
Waste4change juga meluncurkan dua produk berbasis lingkungan yang bisa dimanfaatkan banyak orang. Produk tersebut yaitu Black Soldier Fly (BSF) berupa pakan alternatif organik dan juga peralatan dan perlengkapan pengomposan mandiri.
6. Du Anyam: Meningkatkan Kesejahteraan lewat Anyaman Cantik
Du Anyam merupakan brand yang menyediakan produk souvenir berbahan material pohon lontar serta dikerjakan secara dianyam. Ide ini muncul setelah Azalea Ayuningtyas, Hanna keraf, dan Melia Winata berkunjung ke Nusa Tenggara Timur( NTT). Mereka melihat ada potensi yang dapat dimanfaatkan dari melimpahnya pohon lontar.
Mengemban misi pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesehatan bagi perempuan di pedesaan seluruh Indonesia. Du’anyam berdiri dengan memegang nilai-nilai yang terwujud ke dalam tiga pilar. Bukan hanya memberdayakan perempuan, tetapi juga ikut mempromosikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan.
Tidak main-main, kerajinan hasil perusahaan sosial ini mampu menembus pasar internasional. Harapannya, setiap penganyam dapat memperoleh pendapatan yang adil dan layak. Terbukti, Du Anyam berhasil meningkatkan pendapatan wanita penganyam hingga 40% serta memberikan bantuan beasiswa pendidikan kepada anak dan cucu para ibu penganyam.
7. Socially Aware Sexy Cosmetics: Mengajak Kita untuk Peka terhadap Masalah Sekitar
Social enterprise ini menawarkan produk-produk kecantikan, seperti lipstick, eyeliner, dan brow definer. Socially Aware Sexy Cosmetics atau SASC didirikan oleh Priscilla Pangemanan, Felicia Senjaya, dan Michele Karli.
Selain sebagai brand, SASC juga sebuah social enterprise yang bertujuan untuk empowering women melalui produk-produk kecantikan berkualitas tinggi. Harapannya, SASC mampu menjadi agent of change dengan mengajak semua orang berbuat baik sekaligus peka terhadap masalah-masalah sosial.SSAC bahkan melakukan charity kepada yayasan-yayasan di Indonesia yang membutuhkan. Yayasan yang didukung oleh SASC berfokus pada pendidikan, kesehatan, anak jalanan, dan juga disabilitas.Sumbangan yang diberikan berasal dari persentase penjualan produk-produk SASC.
8. Sukha Citta: Perusahaan Sosial Produk Kerajinan dan Juga Fashion
Sukkha Citta bukan sekadar menyediakan produk kerajinan dan juga fashion melainkan ada rasa cinta, kepedulian, dan tekad untuk memajukan para perajin di desa-desa. Berdiri pada tahun 2016 ketika Denica Riadini selaku founder sadar akan perlunya perubahan dan impact nyata bagi mereka.
Dengan adanya Sukkha Citta, setiap produk yang dihadirkan bisa menjamin kehidupan yang lebih baik bagi pengrajinnya. Awalnya Sukkha Citta hadir dengan produk-produk kerajinan tangan tetapi kemudian juga merambah ke produk fashion lainnya.
Nama Sukkha Citta sendiri diambil dari Bahasa Sansekerta yang arti harfiahnya menginginkan semua yang terlibat dalam brand ini baik pembuat hingga penikmatnya merasakan suka cita. Tentu, doa tersebut menjadi asa yang kemudian terwujud.
Hasilnya, kehadirannya Sukkha Citta sukses meningkatkan 60% pendapatan terhadap 7 desa binaan dengan sekitar 340 ibu-ibu yang menjadi perajin dan total 1432 orang di dalamnya.
9. Ruangguru: Hadir sebagai Social Enterprise guna Atasi Masalah Pendidikan
Berikutnya, di bidang pendidikan nonformal terdapat social enterprise Ruangguru. Ruangguru merupakan perusahaan yang memberikan layanan pendidikan berbasis teknologi, seperti kelas virtual, platform ujian online, dan video belajar berlangganan.
Ruangguru mempertemukan antara guru dan murid dalam suatu wadah yang terjamin. Tercatat ada lebih dari 22.000.000 pengguna serta 300.000 guru yang menawarkan jasa di lebih dari 100 bidang pelajaran.
Keberadaan Ruangguru berhasil menjadi solusi dalam memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas melalui teknologi bagi siswa, kapan saja, dan di mana saja. Bukan hanya itu, Ruangguru juga berusaha guna meningkatkan kualitas guru dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan tambahan penghasilan bagi guru-guru di Indonesia.
10. PT Usaha Desa Sejahtera: Berkomitmen Menciptakan 1.000.000 Entrepreneur Desa
PT Usaha Desa Sejahtera merupakan sebuah sosial enterprise yang berkomitmen untuk berkontribusi menciptakan 1.000.000 entrepreneur desa di Indonesia. Berkantor pusat di Yogyakarta, perusahaan sosial ini sejak awal konsisten memberdayakan desa dengan menawarkan bisnis model yang dapat dijalankan warga dan UMKM di desa-desa dengan segala kelengkapan informasinya.
Layanan yang disediakan oleh PT Usaha Desa Sejahtera antara lain seperti education and consulting dengan melakukan inkubasi berupa pelatihan-pelatihan bagi para pelaku bisnis mulai dari UMKM, BUMDesa, perangkat desa, hingga Startup.
PT Usaha Desa Sejahtera juga membantu para pelaku usaha khususnya UMKM dalam hal membangun konsep market linkage. Selain itu, Usaha Desa juga memberikan solusi bagi para investor yang ingin bekerjasama dalam membangun bisnis bersama.
11. Pandawa Agri Indonesia: Berdedikasi Mengembangkan Produk Pengurang Pestisida
Perusahaan sosial yang bertempat di Banyuwangi ini merupakan perusahaan berbasis ilmu hayati pertama di Indonesia dan satu-satunya perusahaan yang memiliki inovasi dalam pengembangan produk pengurang pestisida (Reduktan pestisida)
Berangkat dari inovasi tersebut Pandawa Agri Indonesia berjanji membantu para pelaku usaha pertanian dalam menciptakan praktik pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan, aman bagi pengguna, dan juga efisien.
Melalui jaringan yang tersebar di Indonesia, Pandawa Agri Indonesia berhasil mengurangi kurang lebih 2.000.000 liter pestisida, lebih dari 5.500 penyemprot yang terhindar dari paparan pestisida, serta menghemat biaya pestisida sekitar 2.000.000 dolar Amerika Serikat.Upaya yang Pandawa Agri Indonesia lakukan merupakan bentuk real dalam meningkatkan dan memberikan dampak positif pada manusia, planet, dan tanaman. Tidak hanya berhenti di situ, Pandawa Agri Indonesia juga berusaha terus mengurangi lebih banyak penggunaan pestisida dan residu, membantu lebih banyak petani menjadi lebih sehat, serta menghemat biaya pestisida.
12. Studio Dapur: Selain Produk yang Berkualitas juga Perlu Nilai Ekonomi Tinggi demi para Pengrajin
Terakhir, ada social enterprise yang menggandeng pengrajin untuk menghasilkan produk berkualitas berbahan dasar bambu. Selain berkualitas produknya Studio Dapur juga berusaha agar hasil kerajinan tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga para pengrajin dapat dibayar dengan baik.
Komitmen yang dipegang oleh Studio Dapur ialah memberikan keuntungan yang dihasilkan kembali kepada desa. Keuntungan akan diakumulasikan untuk mendukung keuangan, peningkatan mata pencaharian, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan produktivitas.
Pada Oktober 2021, total Studio Dapur telah berkolaborasi dengan 10 pengrajin tetap dan 8 pengrajin mitra lainnya. 10 di antaranya adalah perempuan dan ada 6 orang dengan umur di bawah 35 tahun.
Itulah 12 social enterprise dari Indonesia, siapa tahu kamu tertarik untuk bergabung di dalamnya. Apalagi dengan orientasi yang tidak hanya semata-mata tentang uang, melainkan juga turut memerhatikan kondisi lingkungan sosial. Dengan begitu, bukan hanya segi materiil yang kamu dapat, tetapi juga bentuk nyata sebuah kepedulian.
Berita ini sudah pernah tayang di platform berita online berikut: