Erna Suseno, yang memiliki kecintaan mendalam terhadap seni batik, bertekad agar batik bisa menarik minat generasi milenial dan Gen Z. Dengan semangat tersebut, perempuan asal Yogyakarta ini mendirikan merek Ethnic Gendhis. Merek ini menghadirkan produk batik tulis yang memadukan nilai tradisional dengan desain yang stylish dan relevan dengan perkembangan zaman, menjadikannya pilihan mode populer di kalangan generasi muda. Tak hanya memproduksi batik untuk milenial dan Gen Z, Erna juga melibatkan anak-anak muda sebagai pengrajin batik, bertujuan untuk menghasilkan motif yang sesuai dengan selera generasi ini. Selain itu, Erna turut memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ingin berkarya sembari tetap menjalankan peran mereka dalam mengurus rumah tangga.
Sejak didirikan pada 2018, produk Ethnic Gendhis telah menembus pasar domestik dan internasional, dengan konsumen yang tersebar di berbagai negara seperti Malaysia, Australia, Kanada, dan Belgia.
“Saya memulai usaha Ethnic Gendhis pada 2018. Sebelumnya, saya bekerja sebagai pegawai, namun karena tidak ingin jauh dari keluarga, saya memutuskan untuk pensiun dini dan fokus pada batik,” ujar Erna, Minggu (16/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Motivasi awal Erna membangun usaha batik tidak hanya berasal dari kecintaannya pada seni batik, tetapi juga keprihatinannya terhadap kurangnya ketertarikan generasi muda, terutama Gen Z, terhadap batik. Dari situ, ia berkeinginan untuk memperkenalkan batik kepada mereka.
“Saya merancang batik dengan motif yang menarik bagi generasi muda, dengan desain yang memikat dan penuh warna. Motif tradisional dipadukan dengan pola kontemporer agar mereka tertarik dan mau mengenakan batik,” jelas Erna.
Awalnya, bisnis Erna berfokus pada produksi kain batik, namun seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan usahanya ke sektor dekorasi rumah, menciptakan berbagai produk seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah bermotif batik.
“Sarung bantal dijual seharga Rp 180.000, sementara kain wall decoration seharga Rp 250.000. Kain katun ukuran 2 meter dengan diameter 115 cm mulai dijual dari harga Rp 425.000. Harganya bervariasi sesuai dengan bahan yang digunakan,” ujar Erna.
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada 2020 memberikan pelajaran penting bagi Erna tentang pentingnya pemasaran online. Untuk mengembangkan produk, ia mencari inspirasi melalui internet dan memantau tren mode, sambil tetap mempertahankan penggunaan warna yang menarik perhatian. Dari bisnis kain batik dan produk turunannya, Erna berhasil mencapai omzet yang signifikan, dengan pendapatan bulanan yang dapat mencapai puluhan juta. Selama menjalankan bisnis, Erna juga bekerja sama dengan UMKM lain dalam pembuatan boks dan tas untuk kemasan kain batik. Ia juga berkolaborasi dengan pembuat aksesoris, seperti kalung, yang memanfaatkan sisa-sisa kain.
“Saya juga menerapkan konsep zero waste, meski belum sepenuhnya, tapi kami berusaha untuk mengarah ke sana. Sisa kain kami olah menjadi aksesoris yang lucu bekerja sama dengan UMKM lain,” tambahnya.
Dukungan BRI terhadap perkembangan Ethnic Gendhis sangat berarti. Sebagai UMKM yang dibina Rumah BUMN yang dikelola PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Erna mengakui bahwa BRI telah memberikan dukungan penting bagi perkembangan bisnisnya.
“Saya mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Rumah BUMN BRI di Yogyakarta. Pelatihan ini mencakup sertifikasi desain dari tingkat pemula hingga lanjutan. Banyak pelatihan yang BRI tawarkan, saya mengikuti yang sesuai dengan kebutuhan saya,” ujar Erna.
Erna juga menambahkan bahwa BRI tidak hanya memberikan pelatihan keterampilan dan manajerial, tetapi juga membantu pemasaran produk melalui pameran dan kegiatan business matching.
“Saya telah mengikuti program BRI sejak lama, termasuk BRILianpreneur. Saat pandemi, saya juga berpartisipasi dalam pameran virtual yang digelar BRI. Bantuan BRI dalam memasarkan produk secara online sangat membantu. Kami fokus pada stok barang, dan BRI yang memfasilitasi pemasaran,” tambah Erna, yang sudah menjadi nasabah BRI sejak 2018 dan pengguna BRImo.
Erna bersyukur dapat kembali berpartisipasi dalam pameran BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang diadakan di ICE BSD pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025. Ia mengapresiasi dukungan BRI yang berhasil membawa 1.000 UMKM dan memfasilitasi segala kebutuhan mereka.
“Kami senang bisa ikut pameran ini. Ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan merek saya lebih luas, bertemu dengan pelaku UMKM lain yang hebat, dan berbagi energi positif,” ujar Erna.
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 telah sukses menarik lebih dari 69 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi lebih dari Rp 40 miliar, dan menghasilkan kontrak ekspor senilai 90,6 juta dolar AS (sekitar Rp 1,5 triliun). Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa BRI berkomitmen untuk mendukung cita-cita pemerintah, terutama dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, serta pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Dalam penyaluran kredit, BRI tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp 1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97 persen secara tahunan. Segmen UMKM mendominasi dengan porsi 81,97 persen atau sebesar Rp 1.110,37 triliun. Sunarso menambahkan, BRI fokus untuk mendukung pertumbuhan UMKM dengan pembiayaan inklusif dan berkelanjutan.
“BRI berkomitmen untuk mendukung ekonomi kerakyatan melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Penulis : Yovela
Editor : Yovela
Sumber Berita: https://biz.kompas.com