Bagi para business owner, tentu banyak yang ingin memiliki sistem autopilot untuk usahanya. Sistem dimana bisnis bisa berjalan otomatis tanpa owner harus selalu mengawasi atau turun tangan. Untuk mulai menerapkan bisnis bisa autopilot, banyak yang harus Teman Ninja siapkan.
Lalu, apa saja yang harus diperhatikan ketikan ingin membangun bisnis yang mandiri dan autopilot? Yuk, simak dalam ulasan yang sudah dirangkum bersama Fellexandro Ruby selaku creativepreneur, penulis, serta content creator ilmu bisnis dan keuangan!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum lebih jauh membahas bagaimana tahapan sebelum memutuskan bisnis menjadi autopilot, Teman Ninja perlu mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri bisnis yang bisa dikatakan siap untuk autopilot!
Tidak Lagi Bergantung Pada Owner
Bisnis yang autopilot akan selalu memiliki sistem atau business framework yang kuat. Artinya, agar sebuah bisnis bisa berjalan, bisnis tersebut tidak harus bergantung lagi kepada owner, atau ibaratnya bisnis akan terus berjalan tanpa owner selalu harus terlibat dari segi omzet dan profit.
Mempunyai Tim yang Hebat dan Profesional
Tentunya, kualitas dari tim yang dibangun sangat penting dengan jumlah yang cukup besar. Agar sampai di tahap ini, Teman Ninja perlu memiliki sumber daya lebih, khususnya secara finansial, aset, dan kemampuan untuk mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik.
Nah, untuk melepaskan bisnis atau yang autopilot, Teman Ninja perlu mengetahui tahapan apa saja yang akan dilewati terlebih dahulu. Well, berikut ini beberapa tahapan menurut Fellexandro.
Analisis Komunikasi Antar Karyawan
Lakukan analisis terlebih dahulu mekanisme komunikasi antara business owner dan para karyawan. Pikirkan tentang framework komunikasi yang jelas antara karyawan, juga tentang bebasnya penggunaan tools komunikasi. Sebab, memiliki framework komunikasi yang jelas dapat membantu karyawan bekerja secara mandiri.
Mempertimbangkan Kebutuhan Karyawan
Sumber: Unsplash
Pertimbangkan juga apa saja yang karyawan inginkan dengan bekerja sebagai bawahan; apakah mereka bekerja untuk mendapatkan pengalaman lebih, atau untuk bisa memberikan dampak lebih. Hal ini perlu didiskusikan bersama para karyawan, agar Teman Ninja bisa memastikan mereka tidak mudah resign, atau memiliki tingkat turnover yang rendah ketika bisnis akan autopilot.
Mempertimbangkan Kondisi Penjualan Bisnis
Teman Ninja juga perlu mengetahui dan menjawab pertanyaan terkait kondisi penjualan bisnis dengan jujur; apakah laba yang diterima dalam jangka waktu tertentu itu konsisten dan stabil atau masih naik turun. Jika kondisi penjualan sudah mencapai angka yang optimal namun masih belum stabil, maka bisa jadi Teman Ninja mungkin memerlukan waktu lebih untuk memahami alasan di balik hal tersebut.
Memperhatikan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Penting juga untuk memikirkan bagaimana dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) usaha yang dimiliki; apakah karyawan masih perlu menghubungi owner jika terjadi sebuah masalah, mekanisme komunikasi antara karyawan, divisi, atau departemen, hingga bagaimana SOP seluruh kegiatan yang terjadi di dalam bisnis.
Menentukan Tujuan Utama Melepas Bisnis/Autopilot
Teman Ninja perlu menanyakan pada diri sendiri, apa tujuan membuat bisnis autopilot; merasa lelah menjalankan bisnis sehingga ingin melepasnya? Atau ingin mengubah fokus hidup sebagai pemilik usaha? Apabila jawabannya adalah “ya”, maka itu berarti Teman Ninja belum saatnya untuk membuat bisnis autopilot.
https://blog.ninjaxpress.co/agar-bisnis-bisa-autopilot/
Penulis : M.Rasyid Ar Rafiu
Editor : Mister Izzy
Sumber Berita : https://blog.ninjaxpress.co/agar-bisnis-bisa-autopilot/