Ramadhan, Omzet UMKM Konveksi di Surabaya Anjlok, Imbas Efisiensi

Senin, 3 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA – Kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh Pemerintah memberikan dampak signifikan terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk dalam industri konveksi. Contohnya, Sugiharto, pemilik Konveksi99sub, dan Nur Hasyim, pemilik usaha konveksi di kawasan Dupak Surabaya, yang merasakan langsung dampak dari pengurangan anggaran instansi Pemerintah dan BUMN. Hal ini menyebabkan pesanan yang biasanya datang menjelang bulan Ramadhan, mengalami penurunan drastis.

Kepada Kompas.com, kedua pemilik konveksi tersebut menceritakan bagaimana mereka kini harus mencari cara untuk memastikan usaha mereka tetap berjalan dan karyawan mereka tetap bisa bekerja. Sugiharto, yang selama bertahun-tahun menerima pesanan dari BUMN untuk kebutuhan mudik seperti kaus dan topi, kini menghadapi kenyataan yang sulit.

“Jelang Ramadhan tahun ini penurunan omzetnya cukup signifikan. Kebijakan efisiensi Pemerintah memberi dampak besar pada UMKM, terutama,” ujar pria asli Surabaya tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dulu, dua minggu menjelang puasa, pesanan sudah mulai masuk, namun sekarang ia belum menerima kabar apapun. Sebelumnya, ia rutin mendapatkan pesanan dari BUMN sebanyak 500 kaus dan topi untuk mudik, serta sekitar 600 tas spunbond dan kaus dari sebuah brand minimarket. Namun kini, pesanan tersebut tidak lagi datang.

“Katanya sekarang diambil dari pusat, entah itu benar atau memang dampak efisiensi. Kalau dari BUMN atau pemerintah daerah, bisa dipastikan terkena efisiensi,” tambahnya. Bagi Sugiharto, kebijakan ini memberikan tekanan berat, khususnya dalam hal memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada karyawannya. Ia menekankan, pengurangan anggaran untuk acara seremonial dan pengadaan perlengkapan instansi langsung mempengaruhi usaha kecil seperti miliknya. “Efisiensi ini sangat berpengaruh, jadi harus lebih kreatif untuk bertahan. Pemangku kebijakan harus memikirkan solusi, bukan hanya fokus pada efisiensi di pemerintahan,” ujarnya.

Menjaga kelangsungan usaha dengan berbagai cara

Nasib serupa juga dialami oleh Nur Hasyim, pemilik APD Production. Biasanya, menjelang bulan Ramadhan, ia menerima banyak pesanan kaus dari instansi, tetapi tahun ini kondisinya berbeda.

“Pada kuartal pertama tahun-tahun sebelumnya, saya sudah menerima pesanan kaus dari instansi, tapi tahun ini sama sekali tidak ada,” kata Hasyim, yang biasa dipanggil demikian. “Dulu sering dapat orderan dari Pemkot, sekarang malah tidak ada,” tambahnya.

Untuk mempertahankan usahanya, ia kini menerima pesanan apapun, termasuk menyablon tulisan di sarung untuk kliennya yang akan dibagikan saat Hari Raya Idul Fitri nanti. Meskipun ia mengakui bahwa itu tetap tidak cukup untuk menutupi penurunan pendapatannya yang terjadi saat ini. Agar tetap bertahan, ia menurunkan harga produksi.

“Tidak masalah, yang penting karyawan saya tetap bekerja. Yang penting usaha tetap berjalan. Sebelumnya saya memiliki sembilan pekerja, sekarang tinggal lima orang. Dampaknya sangat besar,” ujarnya.

Konveksi yang sudah berdiri sejak tahun 2012 ini selalu beradaptasi dengan naik turunnya harga bahan baku, namun kali ini situasinya jauh lebih sulit. Sejak adanya kebijakan efisiensi Pemerintah, ia merasakan penurunan omzet lebih dari 50 persen.

“Kalau harga bahan naik, masih bisa ditekan. Biasanya harga yang 50 bisa jadi 45 atau 40, masih ada untung. Tapi sekarang, jangankan untung, bertahan saja sudah alhamdulillah,” ujarnya.

“Tahun lalu memang sudah menurun, tapi sekarang jauh lebih parah. Dulu ada Pilpres, jadi masih ada orderan. Sekarang benar-benar sepi,” lanjutnya.

Kini, baik Sugiharto maupun Nur Hasyim berharap Pemerintah tidak hanya fokus pada penerapan efisiensi, tetapi juga memberikan solusi konkret bagi UMKM yang terdampak.

“Jangan hanya berbicara tentang meningkatkan UMKM, tapi tidak ada tindakan nyata. Jangan sampai kondisi ini berlarut-larut, nanti orang bisa tidak tahan dan akhirnya turun ke jalan,” pungkas Sugiharto.

 

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/28/204542278/ramadhan-omzet-umkm-konveksi-di-surabaya-anjlok-imbas-efisiensi?page=2

Facebook Comments Box

Penulis : Yovela

Editor : Yovela

Sumber Berita: https://kompas.com

Berita Terkait

Asosiasi UMKM Desak Pemerintah Konsisten Terapkan Aturan Belanja Produk Lokal
Festival UMKM dan Gebyar Produk Ramaikan CFD Kota Bekasi
Tenant District Blok M Pindah ke Blok M Hub
Diskominfo Kota Bekasi Angkat Isu UMKM dalam Podcast
Pemerintah Buka Fasilitas Pembiayaan untuk UMKM Sektor Perumahan
KP2KP Sinjai Beri Edukasi Pajak untuk UMKM Kuliner
Asosiasi Dorong Optimalisasi Belanja Pemerintah untuk UMKM
Pertamina Dukung Ekspor UMKM, Produk Asal Kebumen Tembus Pasar New York

Berita Terkait

Kamis, 25 September 2025 - 08:59 WIB

Asosiasi UMKM Desak Pemerintah Konsisten Terapkan Aturan Belanja Produk Lokal

Rabu, 24 September 2025 - 08:36 WIB

Festival UMKM dan Gebyar Produk Ramaikan CFD Kota Bekasi

Rabu, 24 September 2025 - 08:32 WIB

Tenant District Blok M Pindah ke Blok M Hub

Selasa, 23 September 2025 - 08:30 WIB

Diskominfo Kota Bekasi Angkat Isu UMKM dalam Podcast

Senin, 22 September 2025 - 08:40 WIB

Pemerintah Buka Fasilitas Pembiayaan untuk UMKM Sektor Perumahan

Berita Terbaru

Berita

Festival UMKM dan Gebyar Produk Ramaikan CFD Kota Bekasi

Rabu, 24 Sep 2025 - 08:36 WIB

Berita

Tenant District Blok M Pindah ke Blok M Hub

Rabu, 24 Sep 2025 - 08:32 WIB

Berita

Diskominfo Kota Bekasi Angkat Isu UMKM dalam Podcast

Selasa, 23 Sep 2025 - 08:30 WIB