Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan potensi transaksi yang tercatat dari kegiatan penjajakan bisnis (business matching) untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada Januari 2025 mencapai sekitar USD 5,22 juta atau setara dengan Rp 85 miliar (menggunakan kurs Rp 16.300). Angka ini mencerminkan potensi transaksi yang berhasil dijalin selama periode tersebut.
Business matching ini difasilitasi oleh Kemendag melalui perwakilan perdagangan yang ada di luar negeri. Dalam proses tersebut, perwakilan perdagangan membantu UMKM untuk mempresentasikan bisnis dan produk mereka melalui sesi pitching, serta pertemuan langsung dengan calon pembeli (buyer).
“Pada Januari 2025, hasil business matching yang kami laksanakan menunjukkan hasil yang sangat positif, dengan total potensi transaksi sebesar USD 5,22 juta. Nilai tersebut terdiri dari transaksi pembelian senilai USD 1,55 juta dan potensi transaksi berbentuk nota kesepahaman (MoU) sebesar USD 3,67 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, dalam keterangan persnya pada Senin (10/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Puntodewi merincikan, transaksi pembelian senilai USD 1,55 juta tersebut berasal dari Singapura, untuk produk-produk rempah-rempah. Selain itu, juga tercatat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebesar USD 2,67 juta. Sementara itu, Korea Selatan juga memberikan kontribusi dengan nilai MoU sebesar USD 1 juta.
“Produk-produk yang menarik perhatian para buyer antara lain kayu (untuk lantai, dekorasi rumah, dan furnitur), alat medis, makanan olahan, produk pertanian, baja, aluminium, tembaga, petrokimia, kendaraan listrik, dan produk unggos,” jelasnya.
Sepanjang Januari 2025, Kemendag telah menyelenggarakan 72 sesi business matching, baik yang dilakukan secara daring maupun tatap muka, di 33 negara. Kegiatan tersebut mencakup 40 sesi pitching dan 32 sesi pertemuan langsung dengan para buyer.
Sebanyak 196 pelaku UMKM yang terlibat berasal dari berbagai sektor seperti makanan dan minuman, furnitur, kerajinan tangan, alat kesehatan, produk kimia, kopi, dan rempah-rempah. Para buyer juga aktif berpartisipasi dalam menjajaki peluang kerjasama dengan eksportir Indonesia.
Puntodewi menekankan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, terutama pembina UMKM yang telah aktif mendampingi dan merekomendasikan pelaku usaha binaan mereka.
Kemendag, menurut Puntodewi, juga akan terus memperkuat kerja sama dengan para pembina UMKM serta kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan hasil yang lebih optimal.
“Pada Februari 2025, kami menargetkan untuk mengadakan 75 kegiatan business matching dengan melibatkan lebih banyak pembina UMKM. Produk-produk yang akan dipromosikan antara lain furnitur, makanan olahan, perikanan, pertanian, rempah-rempah, dan fesyen muslim,” ujarnya.
Puntodewi menyampaikan optimismenya bahwa potensi transaksi yang tercipta akan terus meningkat, seiring dengan tingginya minat para buyer terhadap produk Indonesia. Oleh karena itu, Kemendag akan terus memantau dan mendampingi setiap peluang hingga menjadi transaksi yang nyata.
“Meski ada berbagai tantangan, Kemendag berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kegiatan yang dapat mendorong peningkatan ekspor Indonesia. Sinergi, kolaborasi, dan inovasi adalah kunci utama dalam mendukung UMKM agar bisa menembus pasar global,” tandas Puntodewi.
Pada 2024, total ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD 248,83 miliar, meningkat 2,46% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan terbesar terjadi pada sektor pertanian dengan angka 29,81%, diikuti sektor industri yang naik 5,33%.
Beberapa produk ekspor nonmigas dengan kenaikan signifikan pada 2024 antara lain kakao dan olahannya (HS 18) yang meningkat sebesar 118,64%; barang dari besi dan baja (HS 73) yang naik 101,10%; aluminium dan produk dari aluminium (HS 76) yang bertumbuh 70,07%; serta kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) yang meningkat 67,25%. Tiongkok, Amerika Serikat, dan India menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia, dengan total nilai ekspor mencapai USD 106,86 miliar.
Penulis : Yovela
Editor : Yovela
Sumber Berita : https://finance.detik.com