PADANG PANJANG – 12 Januari 2025
Di tengah kemajuan zaman, usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Padang Panjang, Sumatra Barat, tetap berjuang melestarikan budaya lokal. Salah satunya adalah Arlen (61), pengrajin sandal tradisional Tarompa Datuak. Tarompa ini adalah simbol adat Minangkabau yang secara turun-temurun menjadi aksesoris bagi para datuk.
Usaha Keluarga Turun-Temurun
Arlen melanjutkan usaha yang diwarisi dari kakeknya empat generasi lalu. Berlokasi di Kelurahan Koto Katik, Kecamatan Padang Panjang Timur, Arlen membuat sandal ini dengan teknik manual, tanpa bantuan teknologi modern. Semua proses, mulai dari pemotongan kulit sapi hingga finishing, dilakukan dengan alat tradisional seperti pisau dan pangukua karambia (parutan kelapa tradisional).
Produksi Harian dan Kendala
Dalam sehari, Arlen mampu menyelesaikan hingga empat pasang sandal. Namun, untuk jenis tertentu yang lebih sulit, hanya satu pasang dapat diselesaikan. Bahan baku berupa kulit sapi diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Silaing Bawah, namun harga bahan yang mahal menjadi tantangan besar.
Persaingan Pasar
Arlen menghadapi persaingan ketat dari produk sejenis yang diproduksi di luar daerah. Akibatnya, pesanan dari berbagai wilayah seperti Batam, Bukittinggi, hingga Pulau Jawa, menurun drastis dalam dua tahun terakhir. Meski demikian, Arlen tetap membuka usahanya setiap hari, menunjukkan komitmennya untuk menjaga tradisi.
Harapan untuk Masa Depan
Tarompa Datuak dijual dengan harga Rp200.000–Rp250.000, tergantung tingkat kesulitannya. Meski belum ada anggota keluarganya yang aktif melanjutkan usaha ini, Arlen optimis tradisi ini akan diteruskan generasi muda. Ia berharap pemerintah dan masyarakat mendukung pelestarian UMKM tradisional ini agar tidak punah.
“Tarompa Datuak bukan sekadar sandal, ini adalah jejak sejarah dan warisan budaya Minangkabau yang harus dilestarikan,” ujar Arlen.
(Muhammad Noli Hendra – Bisnis.com)
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penulis : Andhika
Editor : Ilham
Sumber Berita: Https://bisnis.com